Foto berempat. Dari kiri: Ulin, Hanif, Saya, Shidqi. Yang motret: Amal. |
Keraguan diri ini sering muncul. Kerap kali saya bertekad akan suatu hal, misal, ketika saya bertekad untuk harus menuntaskan revisi thesis di bulan Oktober agar bisa segera bimbingan dan di ACC biar bisa ujian, nyatanya, dalam diri saya masih ada sepercik keraguan "memangnya kamu bisa menyelesaikannya?". Dalam doa yang saya panjatkan tiap usai sholat lima waktu, atau usai dhuha dan tahajjud, meskipun saya mengucapkannya dengan serius dengan doa-doa yang sama, nyatanya, masih ada keraguan dalam diri akan terkabulnya doa-doa tersebut. Itu baru saya sendiri. Bagaimana dengan orang lain? Bagi yang mendengar bahwa saya akan menuntaskan revisi di bulan Oktober, pasti akan merasa ragu bahwa saya akan menuntaskan revisi dan manju bimbingan di bulan Oktober. Ini terjadi karena saya sendiri sudah sering mengingkari apa yang saya katakan, plus saya sendiri sangat ragu. Itu baru contoh kecil. Contoh konkritnya yang nampak adalah soal tuntasnya studi master saya. Sudah banyak sekali kawan, keluarga, kerabat dan kolega yang menegur. Tidak sedikit yang simpati. Namun, di penghujung 2024 ini, lagi-lagi sepertinya saya mengecewakan mereka. Tentu, imbasnya adalah, yang mendengar saya punya tekad dan janji pada diri sendiri untuk menuntaskan studi tahun ini, pasti akan mengatakan, "Alah, paling rajih nggak bisa menyelesaikannya. Itu hanya bualan dia saja biar nampak seperti orang yang siap menghadapi tanggungjawab studinya".
Dari tahun-tahun sebelumnya hingga detik ini, penuntasan studi masih jadi hantu dalam kehidupan. Sedangkan dalam kehidupan ini, banyak hal yang harus saya kerjakan. Umur semakin bertambah dan kebutuhan, khususnya dalam keluarga dan rumah tangga, juga semakin meningkat. Saya juga harus memikirkan karir ke depan. Ketika terhambat dengan studi yang tak kunjung usai, ya tentu saja hal-hal penting lain yang bisa saya kejar akan semakin jauh untuk digapai.
Keraguan dan hantu yang saya tuliskan di atas, memang menakutkan. Tapi, tulisan ini, sebagai bentuk kesyukuran pada diri sendiri dan atas hidup yang Allah berikan selama 2024. Meskipun diwarnai dengan keraguan dan hal-hal besar yang tak kunjung terselesaikan, setidaknya banyak hal lain yang bisa digapai dan dilakukan di 2024 ini. Tulisan ini juga sebagai catatan pengingat saya bahwa 2024 juga penuh warna indah.
Awal Januari 2024 saya awali dengan berjalan keluar kampus USM untuk laundry baju. Jalan kaki dengan terik panasnya Penang. Suasana jalanan sepi, jelas orang-orang pada berlibur. Untungnya layanan laundry langganan saya tetap buka karena sistemnya self service, ownernya nggak perlu standby di tempat. Pulangnya, saat akan menyeberang ke kampus sambil menunggu lampu penyeberangan menghijau, saya menatap gerbang USM dalam-dalam dengan merenung betapa lamanya saya studi di salah satu kampus terhebat di Malaysia ini. Saat lampu sudah hijau, saya lanjut berjalan dan kembali ke asrama. Januari juga saya isi dengan menulis 30 Hari Bercerita yang penuh dengan refleksi serta menulis kenangan di masa lalu.
Januari 2024 juga masa-masa debat capres & cawapres. Saya sering menonton debat bersama teman-teman Indonesia di USM. Kami nonton bareng di apartemennya Dani Wijaya yang merupakan ketua umum PPI USM sekaligus salah satu sahabat saya di sini USM ini, atau kami menonton di kantin asrama Bakti. Asrama Bakti adalah asrama khusus mahasiswa postgraduate di USM. Karena sepi, jadi kami pakai aja untuk nonton debat bareng. Inisiatornya selalu saya dengan salah satu sahabat saya juga yaitu Hanif. Dan selalu mengundang Pak Agung juga selain mengajak mahasiswa-mahasiswa Indonesia di USM. Pak Agung adalah di antara masyarakat Indonesia di Penang yang sangat sering berinteraksi dan peduli dengan kami. Beliau, selain bekerja di Penang, juga merupakan aktivis sosial di Penang. Ada juga Pak Khozaeni yang juga aktivis dan bekerja di Penang, tapi dalam menonton debat, beliau tidak ikut.
Kalau diceritakan, bakal panjang banget. Mending saya list aja.
- Nyobain Roti Canai yang lebih pekat dan lebih banjir, aroma kambing di kuahnya juga kuat. Ini adalah Roti Canai Jalan Agryll. Saya ke sana sama Pak Dimas (Ketua Ranting Muhammadiyah/PRIM Penang) dan Mas Redy (Salah satu mahasiswa PhD di USM)
- Usai sarapan roti canai, saya dan Mas Redy iseng ke pasar loak di Penang. Sebutannya adalah Road Walk. Kalau orang Indonesia di Penang malah menyebutnya dengan lidah khas Indonesianya, yaitu Rowok. Saya ketawa ngakak dengar kata Rowok dari Mas Redy yang menirukan gaya bicara bapak-bapak Indonesia di Penang ini. Lumayan, muter-muter rowok, Mas Redy dapet celana, ikat pinggang sama casing hp. Saya mah lihat-lihat doang.
- Pertama kali menikmati seafood yang langsung ngerill di meja, bareng Prof Reevany (dosen pembimbing saya), Hanif, Pak Mudzakkir dan dosen-dosen UNESA yang sedang berkunjung. Ternyata seru juga makan di pinggir pantai sambil masak seafood. Sebelumnya pernah makan di pinggir pantai juga bareng dosen-dosen Ilmu Pemerintahan dan Hubungan Internasional UMM (Mas Kamil, Bu Tri, Mbak Shahnaz, dan satu asisten mahasiswa), bahkan ditemani Pak Agung juga.
- KEHABISAN AIR! Wah ini seru! Awal-awal kehabisan air, saya dengan Hanif berusaha mencari air, baik di masjid USM maupun masjid di luar. Setelah Penang ada masalah air untuk kesekian kali dan itu sampai berhari-hari, akhirnya kami memutuskan untuk keluar Penang, bareng Dani, Mbak Nani, dan Mas Redy. Kami keluar Penang naik mobil dan menyusuri beberapa provinsi di Malaysia, yaitu Perak, Kelantan, Terengganu, malah pulangnya sempat mampir ke Perlis. Di Terengganu, kami bertemu salah satu mahasiswa USM yaitu Setia dan diajaklah kami jalan-jalan. Lalu bertemu Pak Yatno, Dosen UNISZA yang berasal dari Indonesia. Seru banget! Selanjutnya, poin-poin yang berkaitan dengan perjalanan di nomor ini saya tandai dengan <MalayTrip>.
- <MalayTrip> Pertama kali menginjakkan kaki ke Thailand. Rombongan kami sempat mampir ke perbatasan Malaysia-Thailand di Rantau Panjang. Kami parkir. Dani dan Mbak Nani ke tempat perbelanjaan non-cukai, sementara saya, Mas Redy dan Hanif masuk ke Thailand. Sempat berfoto di Jembatan Sungai Kolok juga.
- <MalayTrip> Pertama kali menikmati indahnya Kelantan. Masih bagian dari perjalanan di nomor 4. Banyak sekali tulisan-tulisan arab yang sebetulnya bukan bahasa Arab, tapi ini adalah tulisan Jawi. Tulisan Jawi adalah salah satu tulisan tradisional di Malaysia.
- <MalayTrip> Pertama kali mampir ke Tasik Banding di Perak. Masih bagian dari perjalanan di nomor 4. Ini adalah tasik yang sering dilewati jika anda dari barat ke arah pantai timur Malaysia. Seru banget, mau sarapan saja, kami harus melewati bambu yang sudah dirangkai seperti sampan dan goyang-goyang, untung nggak kecebur. Penjual sarapannya juga menjual di atas kapal.
- <MalayTrip>Kedua kalinya menikmati pantai Terengganu. Juga bagian dari perjalanan di nomor 4. Pantai ini adalah Pantai Bukit Keluang. Di sana, saya pertama kali mencoba kerupuk lekor khas Terengganu yang enak banget. Bahkan, pulangnya masih mampir ke pusat produksi kerupuk lekor dan beli banyak.
- <MalayTrip>Kedua kalinya ke Masjid Kristal. Dulu pernah ke sini saat awal-awal kuliah di USM. Dulu saya, Pak Mudzakkir, Mbak Ikomatussuniah dan Wani Maler rekreasi ke Terengganu dan berkunjung ke rumah Pak Yatno. Salah satu tempat yang Pak Yatno ajak untuk kami kunjungi ya masjid ini.
- <MalayTrip> Pertama kalinya berkunjung ke Museum Negeri Terengganu. Bagus banget! Bangunannya besar dan khas rumah tradisional. Sayangnya, karena sudah sore, museumnya sudah tutup.
- Pertama kali ikut program Pengabdian Internasional Dosen yang berkolaborasi dengan Permai Penang. Di sini saya sebagai bagian dari Permai Penang dan menjadi panitia teknis untuk kelangsungan agenda pengabdian. Dosen-dosennya berasal dari Universitas Mercu Buana.
- Pertama kali makan bareng Prof Reevany dan mahasiswa-mahasiswa bimbingan beliau tapi versi yang rame-rame banget. Biasaya kalau makan bareng sama Prof cuma beberapa orang saja. Kali ini, bener-bener rame. Kami makan di Subaidah Sungai Dua.
- Begadang di CenPRIS dan pulang jalan kaki dengan Hanif. Bagi saya, begadang seperti ini sudah sangat sering saya lakukan sejak 2021. Hanif juga sudah mulai terbiasa karena kerjaan dia makin lama makin banyak, jadi begadang adalah hal yang tak terelakkan. Tapi seru dan jadi salah satu momen yang memorable selama studi di USM.
- Jadi bagian dari KPPS, dapet seragam dan jaga TPS. Saya jadi KPPS dadakan banget karena tidak mendaftar sejak awal. Karena ada pergantian anggota KPPS, saya terima penawaran untuk masuk. Kebetulan ketua TPS saya adalah Dani. Saya jadi nambah teman baru, yaitu anggota KPPS lain dan juga menambah pengalaman soal pemilu. Satu lagi, nambah duit, lumayan buat mbayar asrama yang semakin menunggak.
- Momen memorable lain adalah ketika sering ke Minden, salah satu study space di USM yang sangat nyaman. Laptop saya sering jadi tempat rebahan kucing-kucing imut. Hahaha.
- Pertama kali nyobain durian Musang King. Tiba-tiba di suatu malam, Mas Redy ngontak saya, apakah saya di kamar atau tidak. Kebetulan kami satu gedung. Saya jawablah kalau lagi di kamar. Mas Redy menjawab bahwa dia akan ke kamar saya membawa sesuatu. Saat tiba, saya kaget karena yang dibawa Mas Redy adalah durian Musang King warnanya kuning seger mengkilat kilat gede gede di satu box thinwall. Saya juga kaget karena harganya lumayan bikin melongo. Mas Redy dengan santainya bilang kalau itu dapat dari orang yang ngajak dia ngopi tadi. Saya nggak bisa sebutkan pembahasannya tentang apa, tapi memang Mas Redy selalu welcome dengan siapapun yang mengajak beliau ngobrol, ngopi dan bersilaturahmi. Wah, akhirnya, saat itulah saya merasakan nikmatnya durian Musang King. Sedddaaappp sangat!
- 2024 adalah momen yang lekat dengan perpolitikan. Sayangnya, IMM yang merupakan salah satu wadah saya belajar juga nyerempet-nyerempet ke sana. Muktamarnya juga agak problematik. Saya dengan teman-teman IMM Malaysia cuma bisa lihat dari jauh.
- <MalayTrip> Pertama kali nyobain mi instan produk Thailand. Enak dan sedep banget. Ada asemnya tapi juga gurih. Agak ke rasa tomyam. Waktu itu Dani sempat beli mi instan dan dimakan bareng saat kami menginap di Kelantan. Nah, di USM, ternyata minimarket di dalam kampus juga jual, akhirnya saya beli beberapa kali hahaha.
- Buka Puasa di Masjid juga momen yang tak terlupakan. Selalu saya bawa botol kosong dan satu thinwall dan sendok karena masjid selalu bagi-bagi buka puasa gratis.
- Saat puasa ramadhan, untuk kesekian kalinya, saya dan Hanif ke Perlis, mengunjungi UMAM (Universiti Muhammadiyah Malaysia). Kali ini bersama Mehdar, salah seorang kawan angkatan pondok dulu yangs edang PhD di USM dan pimpinan STIT Nurussalam. Ke Perlisnya pun tidak bermobil, tapi naik bis. Di Perlis kami menikmati pasar buka puasa, sahur dan buka di rumah Hanif bersama bapak ibunya juga, dan kedua kalinya ke Wang Kelian, Bukit Indah yang pemandangannya bagaikan di atas awan. Fyi, Bapaknya Hanif ini adalah Rektor UMAM, bapak Prof. Dr. Ir. Waluyo Adi Siswanto. Oh iya, kami juga menyempatkan untuk main ke KUIPs, salah satu kampus di Perlis yang banyak mahasiswa Indonesianya.
- Kedatangan sahabat-sahabat terbaik saya di IMM Malaysia, yaitu Ulin (Aunillah Ahmad), Shidqi Mukhtasor, dan Amalia Isna. Mereka dateng jauh-jauh dari Kuala Lumpur ke Penang, menempuh perjalanan 6 jam, demi menyemangati saya doang. Mereka paham kalau kondisi saya sedang down karena studi yang tak kunjung usai. Berbagai kata-kata penyemangat disampaikan. Hanif juga ikut menyambut kedatangan mereka. Kami sempat ke bukit cinta, salah satu spot menarik di USM yang bisa melihat langsung jembatan Penang dari atas, foto bareng, lalu buka puasa bareng di warung Sunan Drajat, warung khas Lamongan di Penang. Kedatangan mereka, pelukan kami (kecuali Amal karena dia perempuan, hehe) sebelum mereka kembali ke Penang, benar-benar membekas. Menyisakan semangat dan harapan kalau saya jangan sampai diam dan menyerah. Setelah kejadian itu, saya lebih beringas dalam mengerjakan thesis yang masih setengah jalan. Walaupun sampai sekarang masih belum selesai, paling tidak, saya sudah pernah di fase selesai full draft. Full draft ini mash direvisi dan masih saya kerjakan karena poin revisinya lumayan besar. Shidqi sampai memberikan 2 buku bagus untuk saya.
- Ada warung yang saya rindukan menu Maggie Goreng dan Maggie Kungfu nya, yaitu Kedai Smile. Untungnya sebelum pulang ke Indonesia, saya sempat mencicipinya lagi hahaha.
- Beberes kamar sebelum pulang ke Indonesia adalah hal menarik tersendiri. Saya bingkar semua kardus-kardus dan barang-barang bekas yang tak terpakai. Wah, sampah menumpuk. Dari kardus hingga elektronik rusak. Meskipun masih ada barang saya yang di kamar, alhamdulillah sebagian besar sudah dibersihkan, dibuang, dan saya bawa pulang.
- Sebelum kembali ke Indonesia, usai subuh berjamaah di asrama, saya sempatkan untuk pamit ke teman-teman asrama yang ikut jamaah. Kebetulan lagi banyak yang jamaah. Hanif, Mehdar dan Mas Redy juga sudah standby untuk mengantar saya ke bandara. Kami bahkan sempat berfoto bersama. Sebuah kesyukuran bisa punya teman dari berbagai negara.
- Setelah kembali ke Indonesia, saya dan istri sering silaturahmi dengan sahabat-sahabat dekat saya (Jalil, Robbi, Ivan) bersama istri mereka juga. Buka puasa bareng dan tarawih, bahkan untuk seru-seruan melepas kepenatan masing-masing karena pekerjaan dan cobaan hidup.
- 2024 adalah masa yang paling intens bagi saya untuk menemani istri saya, Velinda, dalam menjalani proses studinya. Apapun itu baik nugas, nganter kuliah, ngatasin masalah laptop, nganter penelitian sampe nyasar ke hutan dan ladang jagung, seminar proposal, diskusi, dan sebagainya. Saya bersyukur banget karena akhirnya bisa menemani dia. Sebelum-sebelumnya ya kami menjalani masing-masing.
- Alhamdulillah Ramadan tahun ini bisa pulkam ke Banyuwangi dan silaturahmi bersama keluarga di sana.
- Alhamdulillah juga, Ramadan tahun ini bisa kumpul sekeluarga di Malang dengan sangat lengkap, karena adik-adik pada bisa pulang. Kami makan bareng dengan sukacita.
- Di 2024, adik saya, Rahmi Rabbani, anak nomor 2, lulus S2 dan menikah. Dia bahkan sudah punya usaha yang laris manis. Sekarnag juga ekspansi usaha juga. Adik yang nomor 3, Dhia Amira, akhirnya sudah sidang setelah bergelut dengan studinya yang penuh tantangan khususnya dengan dospem. Adik nomor 4, Ashja Sabira, juga semakin meningkat skill berkuda dan memanahnya karena banyak berlatih dan lomba. Adik nomor 5, Meiriza Adya Labibah, mulai kuliah, begitu juga adik nomor 6, Akhtar Razana. Adik bungsu, Umar, menginjak kelas 2 dan semakin banyak karyanya. Alhamdulillah semua semakin berkembang dan menjadi anak yang baik.
- 2024 adalah pertama kalinya saya kena tipes. Ironisnya, udah tipes, kena demam berdarah pula. Double kill! Badan bener-bener lemes. Opname berhari-hari, bahkan sampai sempat sesak napas. Berat badan turun drastis dan sepulang dari rumah sakit juga saya masih lemas. Alhamdulillah bisa sembuh.
- Ahirnya saya ikut nimbrung lagi di Prodi Sosiologi FISIP UMM di salah satu acara kuliah tamu, karena kebetulan pematerinya adalah Prof Reevany, dospem saya di USM. Besoknya, mumpung beliau masih di Malang, saya sempatkan untuk bimbingan. Meskipun begitu, saya cuma nimbrung di acara kuliah tamunya. Selain itu, saya ikut aktif mengelola jurnal Partisipatoris yang dikelola oleh Prodi Sosiologi sampai sekarang.
- Pertama kalinya ikut Sholat Id (Iduladha) di rumah, benar-benar di dalam rumah. Tapi tidak sendirian, kami rame-rame karena untuk menemani mbah kami yang sedang masa penyembuhan tapi ingin sekali bisa berjamaah sholat Id. Kami sebagai anak-anak dan cucu-cucu, siap menemani dan menghibur
- Di tahun inilah saya dengan berani memulai usaha pembuatan website. Sebelumnya saya coba usaha percetakan, tapi kurang menarik, jadinya ya sangat lesu. Tapi, yang usaha pembuatan website ini ternyata disambut positif, khususnya oleh teman-teman saya di pondok dulu. Untungnya, saat di pondok, saya dikenal mahir IT, jadi teman-teman tidak kaget kalau saya bisa bikin website. Alhamdulillah jalan sampai hari ini. Pelanggannya memang baru 1 atau 2 dalam sebulan, tapi setidaknya saya jadi punya penghasilan untuk menghidupi keluarga kecil saya.
- Tahun ini, untuk pertama kalinya saya dan istri tinggal sendiri di sebuah kos atau rumah petak di dekat kampusnya istri. Ini menjadi titik awal perjalanan rumah tangga yang semakin asyik dan seru. Saya jadi lebih sering makan masakan istri dan kami lebih leluasa mengatur ritme kehidupan.
- 2024 menjadi tahun di mana saya dan istri sering jalan pagi bareng untuk menjalani hidup sehat bersama. Tapi kalau hujan sejak pagi, ya akhirnya batal jalan-jalan, hehe.
- Sebuah rezeki nomplok, tahun ini saya berkesempatan untuk pergi umroh bersama adik nomor 2. Kesempatan ini bener-bener mendadak dan saya sendiri secara pribadi tidak ada persiapan finansial, bahkan persiapan mental. Awalnya ide untuk umroh ini muncul dari orang tua, bahkan beliau berdua mendorong serta memberikan dukungan. Karena sudah ada kesempatannya, maka saya dan adik segera mempersiapkan meskipun saya secara pribadi benar-benar belum siap. Bahkan saat di Mekkah, saya sakit 2 hari dan melewatkan banyak agenda. Untungnya sakitnya setelah ibadah inti. Dengan segala keterbatasan, kekurangan, dan rendahnya kondisi saya, saya manfaatkan dengan menyampaikan segala keluh kesah di hadapan Ka'bah, bercerita, berdoa, dan memohon ampun serta bantuan. Di sana, saya manfaatkan untuk ibadah semaksimal yang saya mampu, minum air zam zam sebanyak banyaknya, menikmati khusyuknya sholat dan doa secara mendalam, mengingat dan merenungi segala kesalahan, dan maish banyak lagi. Rasanya saya pengen di sana terus. Saya juga akhirnya menambah relasi dan persahabtan dengan bapak bapak dan ibu ibu jamaah umroh lain. Alhamdulillah Ya Allah.
- 2024 lagi-lagi menjad tahun di mana saya belajar soal CV dan segala printilannya. Karena satu dan lain hal, saya harus membantu ayah saya untuk memperbaiki OSS CV. Lumayan belajar sampai 2 minggu lebih.
- Dari usaha pembuatan website, saya jadi belajar banyak, mulai dari WordPress, hosting, domain, html, css, bahkan OJS. Alhamdulillah nambah ilmu terus
- Masih banyak lagi yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Poin-poin di atas adalah tanda bahwa 2024 tidak berjalan kosong begitu saja. Meskipun thesis tidak berjalan baik, tapi ada hal-hal positif lain yang bisa dilakukan, bahkan tak sedikit rezeki yang datang dengan sendirinya. Semoga di 2025, apa yang belum tercapai bisa dicapai. Semoga saya menjadi manusia yang lebih bersemangat mengerjakan sesuatu tanpa terlalu overthinking memikirkan ini dan itu. Yang penting, apa yang dimulai bisa selesai dengan baik.
Komentar
Posting Komentar
Komentarin ya! Saya seneng banget kalau dikomentarin. Terima Kasih :)