IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Hantu Thesis dan Kesendirian

Salah satu sudut Perpustakaan Kampus yang selalu terlihat usai ngerjakan thesis


Judul di atas bukan sembarang saya berikan untuk artikel ini. Memang benar adanya bahwa ia ada. Selama 4 tahun terakhir ini selalu menghantui. Ia datang sejak 2020 pertengahan sampai 2024 ini. Benar-benar hidup saya nggak pernah tenang gara-gara momok satu ini. 

Tiap kali ada orang yang menanyakan, mengingatkan, menegur, bahkan menyindir, mengolok, atau mengkritik, hanya satu reaksi yang terjadi dalam diri saya, panik! Masalahnya, panik ini berimbas ke sakit fisik seperti sakit kepala hebat, perut mencret, badan meriang, bahkan yang tadinya semangat menghadapi sesuatu di depan mata, langsung loyo. Sedihnya lagi, nggak ada satu manusiapun yang mengerti atau mau memahami.

Ini seperti saya hidup di dunia ini sendirian. Bagaikan manusia paling asing karena setiap tindak tanduk saya jadi serba salah. Apalagi saya sedang di posisi sulit saat ini. Tapi, siapa yang mau ngerti? Kalaupun bisa mengerti, apakah bisa membantu meringankan beban ini? Daripada sekadar mengingatkan atau bahkan mengolok, lebih baik bantu saya dah.

Posisi sulit ini semakin menjadi-jadi tatkala urusan studi yang tak kunjung usai berkesinambungan dengan pandangan sosial yang kian menajam, karir yang sedang berada di tepi jurang, serta ekonomi yang sulit (pemasukan minim dan hutang yang menumpuk). Semua berasal dari satu sebab, HANTU THESIS. Hantu satu ini tidak akan hilang walaupun dijampi-jampi atauoun dibacain ayat kursi.

Apa yang harus dilakuan untuk mengusir hantu tengil ini?
Saya sudah tahu, ndak usah dinasihatin seakan saya orang plonga plongo ya. Jelas solusinya adalah dengan dikerjakan saja. Thesis yang bagus bukan yang sempurna, melainkan thesis yang selesai. Namun, bagaimana mau menyelesaikan sedangkan saya sedang terjepit oleh posisi sulit itu tadi. Jika saya fokus thesis, urusan lain nggak kepegang, khususnya kebutuhan ekonomi. 

Saat ini saya sedang berusaha melakukan segala cara yang halal dan bermartabat agar bisa berpenghasilan. Usaha tersebut berimplikasi pada banyaknya perhatian, tenaga, dan waktu yang diberikan sehingga menyentuh thesis merupakan hal mustahil. Saya sendiri cukup susah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk thesis karena perlu kejernihan berpikir. Kalau dalam kondisi lelah, sudahlah ampun ampun saya. Apalagi thesis menggunakan bahasa Inggris. Saya pun juga tidak mau sembarangan menulis dengan isi yang ngelantur atau asal comot referensi. Makanya perlu tenaga dan pikiran yang segar.

Jadi, sudah paham letak dilema yang saya alami?
Alah! Itu alasanmu aja, jih! Bilang aja kamu males.

Iya benar, anda memang benar. Saya memang manusia paling malas dan nggak berguna. Betul memang. 

Begitu kah jawaban yang anda inginkan? Saya sendiri sudah malas menanggapi komentar soal kemalasan itu. Saran saya, kalau anda memang sehebat itu, coba ambil alih thesis saya. Kalau selesai dalam seminggu, berarti anda memang sehebat yang anda komentarkan. Jika memang tidak bisa atau bahkan berkilah atau menghindar, ya cukup biarkan saja saya menghadapi ujian hidup ini dengan tenang. Saya sendiri sedang mengerjakan apapun yang ada di depan mata dengan perlahan-lahan. Pelan tapi pasti, nanti juga akan selesai. Kenapa tidak mencoba untuk percaya saja, sih?

Serius, saya nulis ini dengan emosi meluap-luap. Jarang-jarang saya berani nulis begini. Khawatir banyak pihak yang marah dan tersinggung. Mereka mikirnya saya adalah manusia yang serba bisa, yes man, ini oke itu oke, bisa disuruh suruh, tidak pendednam, dan tidak mempermasalahkan semua. Yang mereka tidak tahu, saya sangat tersiksa. Untuk mengatakan "tidak" saja saya nggak bisa. Jadi, tolonglah, daripada marah-marahin saya, memaksa saya, mengolok atau mengkritik, kenapa tidak anda coba membantu saya yang malah sekarang jadi punya masalah psikis ini?

Semoga Hantu Thesis segera terusir dan semua masalah yang mengikuti bisa ikut sirna bersamanya.
Kalau kayak gini, jadi kapok gueh belajar lagi. Saya kira, belajar akan menjadi menyenangkan karena mendapat ilmu banyak. Ternyata, belajar serius tidaklah penting. Yang penting adalah memenuhi ekspektasi orang lain. 
 

Komentar